Maskula® Official

Maskula.id - +62 811 251 261

 
Menghindari Toxic Positivity dalam Dunia Kerja
Menghindari Toxic Positivity dalam Dunia Kerja

Menghindari Toxic Positivity dalam Dunia Kerja


Lo pernah ngerasa kayak kerjaan lo makin berat, tapi orang-orang di sekitar malah bilang, "Ayo semangat!" atau “Positive vibes aja, nanti juga beres” Padahal, lo cuma butuh didengerin, bukan sekadar disuruh tetap positif terus. Nah, ini yang namanya toxic positivity, kalau nggak dihindari, bisa bikin lingkungan kerja jadi nggak sehat.

Masalahnya, ini bisa bikin orang jadi tertekan, ngerasa bersalah karena punya emosi negatif, dan akhirnya malah makin stres. Kadang kita butuh validasi dulu, bukan langsung disuruh "tetap semangat!" tanpa solusi yang jelas. Jadi, positivity itu baik, tapi kalau berlebihan sampai bikin orang nggak bisa jujur sama perasaannya, itu udah masuk kategori toxic.

Kalimat Toxic Positivity yang Sering Diucapkan

Baca: Toxic Positivity: Ketika Cowok Dipaksa Selalu Kuat

  1. "Kita harus selalu happy dan semangat!" – Tidak semua situasi memungkinkan seseorang untuk terus bahagia.
  2. "Masalah itu cuma di kepala kamu aja." – Mengabaikan realitas dan tekanan yang sebenarnya dihadapi.
  3. "Kalau kamu kerja keras, pasti berhasil!" – Kesuksesan tidak selalu bergantung pada kerja keras saja, ada faktor lain seperti kesempatan dan privilege.
  4. "Jangan mikirin beban kerja, nikmati aja prosesnya!" – Padahal overload kerja harus dikelola dengan baik, bukan dinormalisasi.
  5. "Tim kita itu keluarga!" – Bisa jadi alasan untuk menuntut loyalitas berlebihan tanpa batasan profesional.
  6. "Kamu harus bisa!" – Tidak semua orang punya kapasitas atau dukungan yang sama dalam menyelesaikan tugas.
  7. "Gagal itu nggak ada, yang ada cuma kurang usaha." – Tidak menghargai faktor eksternal yang bisa mempengaruhi hasil kerja.
  8. "Lembur itu tanda dedikasi!" – Bisa menjadi bentuk eksploitasi yang tidak sehat.

Mengatasi Lingkungan Kerja Toxic Positivity

1. Akui & Validasi Perasaan Sendiri

Jangan merasa bersalah kalau lagi stres, capek, atau kecewa. Itu normal! Kalau ada yang nyuruh "jangan ngeluh" atau "harus selalu semangat," ingat kalau perasaan negatif juga bagian dari pengalaman kerja yang wajar.

2. Ciptakan Ruang Diskusi yang Sehat

Coba mulai diskusi dengan tim atau atasan soal pentingnya keterbukaan dalam menyampaikan keluhan dan mencari solusi, bukan sekadar dipaksa "bersyukur aja." Misalnya, ajak ngobrol soal workload yang terlalu berat atau kebijakan kerja yang nggak sehat.

3. Gunakan Bahasa yang Lebih Realistis

Daripada ikut-ikutan bilang "semangat terus!" ke rekan kerja yang lagi capek, coba ganti dengan:

  • "Gimana kabarnya? Butuh bantuan?"
  • "Kalau butuh istirahat sebentar, nggak apa-apa kok."
  • “Aku dengerin, kalau mau cerita.”

    Dengan begitu, kamu ikut membangun budaya kerja yang lebih suportif.

4. Tetapkan Batasan (Boundaries)

Kalau lingkungan kerja selalu memaksa untuk happy dan semangat 24/7, belajar bilang tidak ke ekspektasi yang nggak masuk akal. Contohnya:

  • Jangan selalu merasa harus senyum dan pura-pura bahagia kalau lagi nggak baik-baik aja.
  • Tolak beban kerja berlebihan dengan alasan yang jelas, misalnya, "Saat ini workload saya sudah penuh, mungkin bisa dialihkan ke tim lain?"

5. Cari Support System yang Sehat

Kalau di kantor nggak ada tempat buat curhat yang aman, coba cari support system di luar, misalnya teman kerja yang satu frekuensi, mentor, atau bahkan komunitas profesional yang lebih terbuka.

6. Tegas tapi Sopan

Kalau ada yang selalu ngegas dengan toxic positivity, coba balas dengan cara yang lebih realistis, misalnya:

  • Mereka: "Jangan ngeluh, bersyukur aja!"
    Jawab: "Aku bersyukur, tapi aku juga perlu cari solusi biar nggak kelelahan."
  • Mereka: "Pasti bisa kok, jangan mikir negatif!"
    Jawab: "Aku tetap berusaha, tapi juga harus mempertimbangkan kondisi realitanya."


Kalau lingkungan kerja benar-benar nggak sehat dan bikin burnout terus-menerus, pertimbangkan untuk mencari peluang di tempat lain yang lebih menghargai kesejahteraan mental karyawannya.

Intinya, positivity itu bagus, tapi harus realistis dan nggak memaksa orang buat menekan emosi mereka sendiri. Daripada terus-terusan "dipaksa bahagia", lebih baik lo hadapi emosi lo dengan jujur dan bangun lingkungan yang lebih suportif. Jadi, yuk mulai peduli sama diri sendiri dan orang lain dengan cara yang lebih sehat!




 
Your Cart (04)
img

Eliot Reversible Sectional

XS / Dove Gray

$580.00
Remove
img

Vita Lounge Chair

XS / Pink

$580.00
Remove
img

Sarno Dining Chair

XS / Dove Gray

$580.00
Remove
img

Vita Lounge Chair

XS / Dove Gray

$580.00
Remove

You have no items in your cart